Minggu, 03 Juli 2011

Makalah Manajemen Pendidikan


KATA PENGANTAR
            Alhamdulilah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia Nya, diiringi shalawat dan salam kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas manajemen pendidikan pada semester kedua.
            Kami  mengucapkan terima kasih kepada dosen pengasuh, Dra. Herasni Yaman,M.M., dan teman-teman seperjuangan yang  telah membantu baik material maupun spiritual guna menyelesaikan makalah ini.
            Kami juga menyadari bahwa masih terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam penyusunan makalah ini dikarenakan terbatasnya kemampuan dan ilmu pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami dengan senang hati menerima kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun demi perbaikan pada masa yang akan datang.
            Akhirnya, kami semua berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.



                                                                                    Palembang,   Maret 2011



                                                                                                Penulis


 BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas SDM bangsa tersebut. Kualitas SDM tergantung pada tingkat pendidikan masing-masing individu pembentuk bangsa. Pendidikan yang visioner, memiliki misi yang jelas akan menghasilkan keluaran yang berkualitas. Dari sanalah pentingnya manajemen pendidikan diterapkan.
Manajemen pendidikan merupakan hal yang harus diprioritaskan untuk kelangsungan pendidikan, sehingga menghasilkan keluaran yang diinginkan. Kenyataannya, banyak institusi pendidikan yang belum memiliki manajemen yang bagus dalam pengelolaan pendidikannya.
Manajemen yang digunakan masih konvensional, sehingga kurang bisa menjawab tantangan zaman dan terkesan tertinggal dari modernitas. Hal ini mengakibatkan sasaran-sasaran ideal pendidikan yang seharusnya bisa dipenuhi ternyata tidak bisa diwujudkan. Parahnya, terkadang para pengelola pendidikan tidak menyadari akan hal itu,
Manajemen pendidikan merupakan suatu proses untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya pendidikan seperti guru, sarana dan prasarana pendidikan seperti perpustakaan, laboratorium, dsb untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

1.2       Rumusan Masalah                                     
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang ada dalam manajemen pendidikan, yaitu :
·     Apa pengertian dan pentingnya manajemen pendidikan?
·     Apa pentingnya studi manajemen pendidikan?
·     Bagaimana ruang lingkup manajemen pendidikan?
·     Apa fungsi- fungsi manajemen pendidikan?

1.3       Tujuan dan Manfaat Penulisan
            1.3.1    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah manajemen pendidikan.
1.3.1    Manfaat Penulisan
Agar Bapak/Ibu Guru maupun Calon Guru seperti layaknya tim penyusun makalah dapat memahami dan menerapkan manajemen pendidikan sehingga pendidikan dapat dikelola sesuai dengan fungsinya dan profesionalitas dapat dicapai sebagai seorang pengelola pendidikan.

1.4       Metode Penulisan
   Untuk menyelesaikan makalah ini penyusun memperoleh data dengan berbagai cara diantaranya :
a.                   Data Sekunder, data yang dipilih dari dokumen/ penelitian pustaka yang berhubungan dengan objek penelitian.
b.                  Melalui fasilitas internet.            

I. 5       Ruang Lingkup
Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang kami–tim penulis–miliki serta sesuai rujukan materi yang harus dibahas dalam makalah ini yang diberikan oleh dosen pengasuh mata kuliah manajemen pendidikan yang juga sebagai pemberi tugas, maka ruang lingkup makalah ini terbatas pada pembahasan pengertian dan pentingnya manajemen pendidikan, pentingnya studi manajemen pendidikan, ruang lingkup manajemen pendidikan dan fungsi- fungsi manajemen pendidikan.

 
BAB II
PEMBAHASAN
2.1     Pengertian dan Pentingnya Manajemen Pendidikan
Manajemen dalam bahasa Inggris artinya to manage, yaitu mengatur atau mengelola. Dalam arti khusus bermakna memimpin dan kepemimpinan, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mengelola lembaga atau organisasi, yaitu memimpin dan menjalankan kepemimpinan dalam organisasi. Orang yang memimpin organisasi disebut manajer.
Banyak ahli yang memberikan pengertian tentang manajemen, antara lain sebagai berikut :
v               Menurut Syamsi (1985:10) “Manajemen adalah seluruh kegiatan dalam setiap usaha kerjasama yang dilakukan oleh sekelompok atau lebih orang-orang secara bersama-sama dan simultan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.
v               Menurut Soepardi (1988:7) “ Manajemen adalah keseluruhan proses kegiatan-kegiatan kerja sama yang dilakukan oleh sekelompok atau lebih oarang-orang secara bersama-sama dan simultan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
v              Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.
v              Menurut Georgy R. Terry (1986:4), manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
v           Menurut Mary Parker Follet, manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain dengan kata lain bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang perlu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.
v               Menurut James A.F.Stoner, manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusi secara efektif, yang didukung oleh sumber- sumber lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan tertentu.

Sedangkan pengertian pendidikan menurut beberapa ahli antara lain sebagai berikut :
v           Abdul Fattah Jalal,mendefinisikan pendidikan sebagai proses pemberian pengetahuan, pemahaman, pengertian, tanggung jawab, dan penanaman amanah, sehingga penyucian atau pembersihan manusia dari segala kotoran dan menjadikan diri manusia berada dalam kondisi yang memungkinkan untuk menerima al-hikmah serta mempelajari apa yang bermanfaat baginya dan yang tidak diketahuinya.
v              Ahmad D.Marimba, merumuskan pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh sipendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani siterdidik menuju terbentuknya keperibadian yang utama.
v          Francis Bacon, ia berkeyakinan bahwa pendidikan ialah apabila manusia ingin sarnpai pada kebenaran harus meninggalkan cara berpikir deduktif dan beralih ke cara berpikir yang induktif. Dengan cara berpikir yang analitik orang akan dapat membuka rahasia alam dan dengan terbukanya alam itu kita sebagai bagian dari alam dapat menentukan sikap dan mengatur strategi hidup. Artinya, dengan terbukanya alam kita rnanusia dapat menyesuaikan atau memanfaatkan alam dari hidup dan kehidupan manusia.
v               Menurut M.J. Langeveld ; "Pendidikan merupakan upaya manusia dewasa membimbing yang belum kepada kedewasaan (Kartini Kartono, 1997:11).
v               Zuhairin (1982), ”Pendidikan dalam pengertian yang luas adalah meliputi perbuatan atau semua usaha generasi tua untuk mengalihkan (melimpahkan) pengetahuannya, pengalamannya, kecakapan serta keterampilannya kepada generasi muda, sebagai usaha untuk menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya, baik jasmaniah maupun rohaniah.”
Syed Sajjad Husain dan Syed Ali Ashraf (1986) berpendapat bahwa, pendidikan adalah suatu pengajaran yang melatih perasaan sehingga dalam sikap hidup, tindakan, keputusan, dan pendekatan mereka terhadap segala jenis pengetahuan, dipengaruhi sekali oleh nilai spritual dan sangat sadar akan nilai-nilai etis.
v               Endang Saifuddin Anshari, “pendidikan adalah proses bimbingan (pimpinan, tuntunan, usulan) oleh obyek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, intuisi, dan sebagainya ), dan raga obyek didik dengan bahan-bahan materi tertentu, pada jangka waktu tertentu, dengan metode tertentu, dan dengan alat perlengkapan yang ada kearah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi diri.”
v             Mustofa Al-Ghulayani : Bahwa pendidikan itu ialah menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan petunjuk dan nasihat, sehingga ahklak itu menjadi salah satu kemampuan (meresap dalam) jiwanya kemudian buahnya berwujud keutamaan, kebaikan dan cinta bekerja untuk kemanfaatan tanah air.
v             Anwar Jasin (1985), “Pendidikan adalah kegiatan mengarahkan perkembangan seseorang sesuai dengan nilai-nilai yang merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka. Maka, dengan pengertian atau definisi itu, kegiatan atau proses pendidikan hanya berlaku pada manusia tidak pada hewan."
Dari beberapa definisi di atas, kalau diteliti lebih lanjut, meskipun batasan yang dikemukakan para ahli berbeda, terlihat garis benang merah bahwa pendidikan merupakan usaha peningkatan kualitas diri manusia dalam segala aspeknya [aspek jasmaniah dan rohaniah]. Jadi, pendidikan merupakan aktivitas yang disengaja dan mengandung tujuan yang tentu dan di dalamnya terlibat berbagai faktor yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk suatu sistem yang saling mempengaruhi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya yaitu rohani (pikiran, karsa, rasa, cipta, dan hati nurani) dan jasmani (panca indra serta keterampilan).
Jika disimpulkan dari pengertian manajemen dan pendidikan, maka manajemen pendidikan adalah mengarahkan orang- orang agar melaksanakan aktivitas kependidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Setiap orang diarahkan untuk mengelola sarana dan prasarana pendidikan, alat- alat pendidikan, metode, desain kurikulum, kebendaharaan, kesekretariatan, dan mengatur strategi pendidikan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

Ada beberapa pakar yang memberikan pengertian tentang apa itu manajemen pendidikan, antara lain sebagai berikut :
v               Manajemen Pendidikan menurut Syarif (1976 :7) “segala usaha bersama untuk mendayagunakan sumber-sumber (personil maupun materiil) secara efektif dan efisien untuk menunjang tercapainya pendidikan.
v             Djam’an Satori, (1980: 4). Manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
v               Soebagio Atmodiwirio. (2000:23). Manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagi proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
v              Engkoswara (2001:2). Manajemen pendidikan ialah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama.
v            Hadari Nawawi (1981 : 11) mengemukakan manajemen pendidikan, adalah rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan pendidikan, secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu, terutama lembaga pendidikan formal.
Jadi jika ditarik kesimpulan, “Manajemen pendidikan adalah proses keseluruhan kegiatan bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian, pengawasan dan pembiayaan, dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personil, materiil, maupun spirituil untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.”
Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas SDM bangsa tersebut. Kualitas SDM tergantung pada tingkat pendidikan masing-masing individu pembentuk bangsa. Pendidikan yang visioner, memiliki misi yang jelas akan menghasilkan keluaran yang berkualitas. Dari sanalah pentingnya manajemen pendidikan diterapkan.
Manajemen pendidikan merupakan hal yang harus diprioritaskan untuk kelangsungan pendidikan, sehingga menghasilkan keluaran yang diinginkan. Kenyataannya, banyak institusi pendidikan yang belum memiliki manajemen yang bagus dalam pengelolaan pendidikannya.
Manajemen yang digunakan masih konvensional, sehingga kurang bisa menjawab tantangan zaman dan terkesan tertinggal dari modernitas. Hal ini mengakibatkan sasaran-sasaran ideal pendidikan yang seharusnya bisa dipenuhi ternyata tidak bisa diwujudkan. Parahnya, terkadang para pengelola pendidikan tidak menyadari akan hal itu,
Manajemen pendidikan merupakan suatu proses untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya pendidikan seperti guru, sarana dan prasarana pendidikan seperti perpustakaan, laboratorium, dsb untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dalam perkembangannya, manajemen pendidikan memerlukan Good Management Practice untuk pengelolaannya. Tetapi pada prakteknya, ini masih merupakan suatu hal yang elusif. Banyak penyelenggara pendidikan yang beranggapan bahwa hal tersebut bukanlah suatu hal yang penting.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait manajemen pendidikan antara lain:
1.  Sasaran Pendidikan: Aspek afektif
Salah satu isu utama keberhasilan pendidikan adalah sejauh mana tingkat afektifitas yang dimiliki oleh anak didik, apakah menjadi lebih saleh, berbudi pekerti, memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Inilah tantangan yang harus dijawab oleh pendidikan.
2.  Manajemen Guru
Sampai saat ini, guru sebagai salah satu sumber daya terpenting pendidikan masih undermanaged atau bahkan mismanaged. Pimpinan pendidikan pada umumnya masih melihat guru sebagai faktor produksi saja. Padahal manajemen guru, adalah suatu hal yang sangat penting untuk keberhasilan suatu pendidikan.
3.  Peningkatan Pengawasan
Dalam manajemen pendidikan, fungsi pengawasan sepertinya menempati posisi terlemah. Masih banyak aspek pendidikan yang berkaitan dengan pencapaian sasaran yang masih luput dari pengawasan.
4.  Manajer Pendidikan
Keberhasilan manajemen pendidikan tidak bisa dilepaskan dari peran serta manajer/pengelola pendidikan. Selama ini banyak peran ganda yang dijalankan oleh komponen pendidikan, seperti guru menempati posisi sebagai kepala institusi pendidikan. Efisiensi biaya sering dijadikan alasan, meski urusan manajemen sangat berbeda dengan urusan belajar-mengajar.
5.  Partisipasi Manajer Bisnis
Dalam membenahi manajemen pendidikan, tidak ada salahnya bagi penyelenggara pendidikan untuk memanfaatkan keterampilan menajerial para manajer bisnis. Fungsi manajemen bersifat universal dan keterampilan manajemen dapat ditransfer dari satu bidang ke bidang lain.
6.  Aliansi antar sekolah
Aliansi antar institusi pendidikan bisa menjadi jalan memajukan institusi pendidikan, sehingga dapat belajar dari good management practice lembaga pendidikan lain.
7.  Kebijakan Pemerintah
Faktor eksternal berupa keterlibatan pemerintah dalam pendidikan juga mempengaruhi manajemen pendidikan di negara tersebut.
Singkatnya, manajemen pendidikan sangat diperlukan oleh semua pihak yang terkait dengan pendidikan. Meski demikian, penerapannya ternyata tidak sesederhana yang dibayangkan. Ada banyak tantangan dan problematika yang harus dihadapi, Semua pihak harus bekerja sama menyelesaikan problematika tersebut agar cita-cita pendidikan bisa terealisasi.

2.2     Pentingnya Studi Manajemen Pendidikan
                   Semua pengertian tentang manajemen pendidikan dapt disimpulkan bahwa manajemen pendidikan merupakan penyelenggaraan pendidikan yang berkaitan dengan seluruh kebutuhan materiil pendidikan yang sekaligus berkaitan dengan semua aspek yang ada dalam usaha penyelenggaraan pendidikan, yang berhubungan secara langsung dengan proses pembelajaran, fasilitas atau saran dan prasarana pendidikan, dan media pendidikan. Dengan demikian, semua kegiatan lembaga pendidikan harus teradministrasikan dan dikelola dengan baik.
Studi tentang manajemen pendidikan sangat penting, dengan alasan berikut :
1.      Pengelolaan lembaga pendidikan merupakan bagian dari upaya meraih tujuan pendidikan.
2.      Pelaksanaan kepemimpinan dalam kependidikan merupakan upaya mengintegritaskan aktivitas pendidikan agar seluruh kegiatan dapat dikendalikan dengan baik.
3.      Pengembangan profesionalitas merupakan bagian dari proses pengembangan sumber daya manusia yang akan mendorong laju perkembangan dan pertumbuhan pendidikan yang lebih optimal dan berhasil bagi seluruh civitas pendidikan.
4.      Kerja sama antarlingkungan pendidikan merupakan proses mempermudah tercapainya tujuan pendidikan.
5.      Pemusatan kinerja dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar merupakan strategi untuk meraih target pendidikan bagi seluruh anak didik.
6.      Pengawasan dan evaluasi pendidikan akan memberikan gambaran tentang keberhasilan pendidikan, sehingga dapat dirumuskan perencanaan yang lebih baik di masa depan.
         
Manajemen pendidikan pada umumnya dicirikan oleh proses kerja sama dalam mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu, keberadaan manajemen dalam mengelola pendidikan sangat penting. Karena adanya pekerjaan yang mudah dan sukar. Kerja sama antara personal lembaga pendidikan memudahkan pelaksanaan kegiatan yang semula sangat sukar dilaksanakan seorang diri, karena setiap orang telah ditetapkan tugas dan kewajibannya sesuai dengan profesi dan keahliannya. Misalnya, seorang guru matematika sebaiknya hanya mengajar matematika, dan pendidikannya pun harus matematika, baik ia lulusan diploma maupun sarjana, bahkan sampai tingkat doctor.
Secara organic, keahlian dikembangkan guna meningkatkan profesioanalitas para pendidik. Seorang guru yang baik adalah yang tahu banyak dari yang sedikit, bukan tahu sedikit dari yang banyak. Meskipun di Indonesia masih banyak guru yang mengajar seluruh mata pelajaran, seolah- olah ahl untuk berbagai bidang studi.
Manajemen pendidikan kepentingannya adalah untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan sekaligus memosisikan orang sesuai dengan keahliannya. Dengan demikian, tujuan akan dicapai secara optimal . Tujuan yang ditetapkan dalam pendidikan akan mudah tercapai apabila diterapkan manajemen pendidikan dengan sebaik mungkin.

2.3     Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan secara umum memiliki ruang lingkup yang lebih luas daripada manajemen sekolah. Manajemen pendidikan tidak hanya menyangkut penataan pendidikan formal (sekolah, madrasah dan perguruan tinggi), tetapi juga pendidikan luar sekolah atau pendidikan nonformal, seperti TPA/TPQ, pondok pesantren, lembaga-lembaga kursus maupun lembaga-lembaga pendidikan yang berkembang di masyarakat: majlis taklim, PKK, karang taruna, pembinaan wanita dan yang lainnya. Untik memudahkan bahasan ini, maka penulis lebih banyak menggunakan istilah “sekolah” untuk mewakili kegiatan pendidikan formal. Ruang lingkup manajemen organisasi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kegiatan.
Pertama, manajemen administrative. Bidang kegiatan ini disebut juga management of administrative function, yakni kegiatan-kegiatan yang bertujuan mengarahkan agar semua orang dalam organisasi /kelompok kerja sama mengerjakan hal-hal yang tepat sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Kedua, manajemen operatif. Bidang kegiatan ini di sebut juga managemen of operative function, yakni kegiatan-kegiatan yang bertujuan mengarahkan dan membina agar semua orang yang melaksanakan pekerjaannya yang menjadi tugas masing-masing dapat dengan tepat dan benar.
Adapun ruang lingkup menajemen pendidikan ini secara lebih rinci dapat di jelaskan sebagai berikut:
1.   Manajemen kurikulum, meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan tentang pendataan mata pelajaran/mata kuliah yang diajarkan/dipasarkan, waktu jam yang tesedia, jumlah guru beserta pembagian jam pelajaran, jumlah kelas, penjadwalan, kegiatan belajar-mengajar, buku-buku yang dibutuhkan, program semester, evaluasi, program tahunan, kelender pendidikan, perubahan kurikulum maupun inovasi-inovasi dalam pengembangan kurikulum.
2.    Manajemen ketenagaan pendidikan (kepegawwaian), meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan penerimaan pegawai baru, mutasi, surat keputusan, surat tugas, berkas-berkas tenaga kependidikan, daftar umum kepegawaian, upaya peningkatan SDM serta kinerja pegawai, dan sebagainya.
3.    Manajemen peserta didik, meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan penggalangan penerimaan siswa baru, pelaksanaan tes penerimaan siswa baru, penempatan dan pembagian kelas, kegiatan-kegiatan kesiswaan, motivasi dan upaya peningkatan kualitas lulusan dan sebagainya.
4.  Manajemen sarana dan prasarana pendidikan, meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan pengadaan barang pembagian dan penggunaan barang (inventaris), perbaikan barang, dan tukar tambah maupun penghapusan barang.
5.  Manajemen keuangan/ pembiayaan pendidikan, meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan masuk dan keluarnya dana, usaha-usaha menggali sumber pendanaan sekolah seperti kegiatan koperasi serta penggunaan dana secara efisien.
6.   Manajemen/administrasi perkantoran, meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan kantor agar memberikan pelayanan yang terbaik kepada semua orang yang membutuhkan serta berhubungan dengan kegiatan lembaga.
7.  Manajemen unit-unit penunjang pendidikan, melipiti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan ddan evaluasi kegiatan unit-unit penunjang, misalnya bimbingan dan penyuluhan (BP), perpustakaan, UKS, pramuka, olahraga, kesenian, dan sebagainya.
8.    Manejemen layanan khusus pendidikan, meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan pelayanan khusus, misalnya menu makanan/konsumsi, layanan antar jemput , bimbingan khusus di rumah, dan sebagainya.
9.   Manajemen tata lingkungan dan keamanan sekolah meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi tata ruang pertamanan sekolah, kebersihan dan ketertiban sekolah, serta keamanan dan kenyamanan lingkungan sekolah.
10. Manejemen hubungan dengan masyarakat, meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan hubungan masyarakat, misalnya pendataan alamat kantor/orang yang dianggap perlu, hasil kerjasama, program-progran humas, dsb.

Dalam teori organisasi klasik yang pertama kali diperkenalkan oleh B.I. Fayol ( 1841- 1925 ), manajemen membahas hal- hal sebagai berikut :
1.   Technical : kegiatan memproduksi dan mengorganisasikannya. Dalam kaitannya dengan pendidikan, lembaga pendidikan melakukan kegiatan menghasilkan lulusan lembaga pendidikan yang siap kerja.
2.   Commercial : kegiatan membeli bahan dan menjual produk. Dalam lembaga pendidikan, kegiatan ini berkaitan dengan penjaringan anak didik dan mengelolanya dengan pendidikan, sehingga hasilnya akan bermanfaat untuk anak didik dan masyarakat.
3.    Financial : kegiatan pembelanjaan. Lembaga pendidikan membutuhkan pendanaan untuk mengadakan sarana dan prasarana serta pelaksanaan pendidikan.
4.      Security : kegiatan menjaga keamanan. Kaitannya dengan pendidikan terletak pada system pengamalan lingkungan pendidikan secara internal maupun eksternal, pergaulan anak didik di dunia luar, dan system pengamanan diri dari pengaruh lingkungan dan kebudayaan yang dapat merusak moral, melalui pendidikan agama dan akhlak.
5.   Accountancy: kegiatan akuntansi. Lembaga pendidikan melibatkan kegiatan perhitungan pemasukan dana dan pengeluaran yang baik, sistematis, akurat, dan efisien. Tidak melaksanakan kegiatan pendidikan yang kurang proposional dengan kemampuan, apalaagi kegiatan yang hanya manghambur-hamburkan uang, sedangkan hasil kegiatan kurang bermanfaat.
6.      Managerial; melaaksanakan fungsi manajemen. Pendidikan membutuhkan perencanaan dan pengelolaaan yang baik, sebagaimana adanya pengorganisasian dan pengordinasian untuk semua kegiatan kependidikan.


2.4. Fungsi- fungsi Manajemen Pendidikan
Menurut para pakar ilmu manajemen, fungsi manajemen adalah sebagai berikut :
1.  Henry fayol merinci lebih sistematis tentang fungsi-fungsi manajemen, yaitu: (1) planning (perencanaan); (2) organizining (pengorganisasian); (3) coordinating (pengoodinasian); (4) commanding (pengarahan); dan (5) controlling (pengawasan). Bertitik tolak dari fungsi manajemen tersebut, Fayol menetapkan asas-asas manajemen yang bersifat umum, yaitu (1) asas pembagian kerja; (2) asas wewenang daan tanggung jawab; (3) disiplin; (4) kesatuan perintah; (5) kesatuan arah; (6) asas kepentingan umum; (7) pemberian janji yang wajar; (8) pemusatan wewenang; (9) rantai berkala;       (10) asas keteraturan; (11) asas keadilan; (12) kestabilan masa jabatan; (13) inisiatif; (14) asas kesatuan.
2. Menurut Harold Koontrz dan Cyril O’Donnell, fungsi manajemen, selain perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan, ada pula fungsi staffing, yaitu penyusunan staf atau kepegawaian dan directing, artinya pengarahan.
3.      Luther M. Gullich menambah fungsi manajemen dengan fungsi reporting, yaitu penyampaian laporan dan budgeting, penyusunan anggaran pembelanjaan.
4.      George R. Terry menambahnya dengan fungsi actuaning, yaitu penggerakan.
5.      Louis A. Allen menyatakan adanya fungsi leading, yaitu kepemimpianan.
6.      John R. Beisline mengutarakan hal yang sama dengan Fayol, yaitu (10 planning; (2) organizing; (3) commanding; (4) controlling.
7.      Prajudi Atmosudirjo merinici fungsi manajemen sama dengan Louis A. allen.
8.    William H. Newman menambahkan dengan fungsi assembling resources, yaitu penyusunan pegawai atau persinalia.
9.      Sondang P. Siagian dengan menambahkan fungsi motivating, yaitu mendorong seluruh pegawai untuk berkerjaa sesuai dengan arahan dan tujuan yang telah diciptakan.
10. Lyndal F. Urwick menyatakan adanya fungsi forecasting, yaitu mengadakan prediksi, memperkirakan berbagai kemungkinan yang akan  terjaadi.
11. Winardi menjelaskan adanya fungsi komunikasi dalam suatu organisasi.
12. The Liang Gie menjelaskan adanya fungsi decision making, membuat keputusan dan fungsi improving, yaitu melakukan improvisasi, pengayaan pendekatan, metode, dan strategi dalam mencapai tujuan.
13.  Jhon D. Millet menambahkan fungsi Facillitating, y aitu pemberian fasilitas.

Fungsi pokok manajemen pendidikan dibagi 4 macam:
1.  Perencanaan
  Perencanaan program pendidikan sedikitnya memiliki dua fungsi utama, yaitu:
a.    Perencanaan merupakan upaya sistematis yang menggambarkan penyusunan rangkaian tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi atau lembaga dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia atau sumber-sumber yang dapat disediakan.
b.    Perencanaan merupakan kegiatan untuk mengerahkan atau menggunakan sumber-sumber yang terbatas secara efisien, dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.  Pelaksanaan
  Pelaksana merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien, dan akan memiliki nilai jika dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
3.  Pengawasan
Pengawasan dapat diartikan sebagai upaya untuk mengamati secara sistematis dan berkesinambungan; merekam; memberi penjelasan, petunjuk, pembinaan dan meluruskan berbagai hal yang kurang tepat; serta memperbaiki kesalahan, dan merupakan kunci keberhasilan dalam keseluruhan proses manajemen.
4.  Pembinaan
Pembinaan merupakan rangkaian upaya pengendalian secara profesional semua unsur organisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya sehingga rencana untuk mencapai tujuan dapat terlaksana secara efektif dan efisien.

BAB III
PENUTUP
3.1     Kesimpulan
Dari penulisan ringkas di atas dengan melihat latar belakang dan pembahasan masalah, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
·       Bahwa tujuannya antara lain adalah menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyaraat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, memperkya khanazah ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.